Rabu, 30 Maret 2011

Tips menaklukan amarah pasangan

Salah satu buku yang tidak membuat saya merasa rugi telah membelinya adalah buku berjudul “Doa Sang Katak 1.” Buku yang dikarang oleh Anthony de Mello, SJ itu bahkan sampai saya beli dua kali, karena buku yang pertama dipinjam teman dan sekarang tidak jelas nasibnya. Buku “Doa Sang Katak 2″ juga bernasib sama.

Nah, salah satu kisah dalam buku tersebut akan saya ceritakan di sini.

Suatu kali, ada sepasang kakek-nenek yang bertengkar dan si nenek karena saking marahnya, tidak mau berbicara kepada suaminya.


Keesokan harinya, si kakek sudah melupakan pertengkaran kemarin, tetapi ternyata tidak demikian halnya dengan si nenek. Apa saja yang dikatakan atau dilakukan si kakek tidak berhasil membuat nenek berkata-kata.


Akhirnya si kakek mulai membuka-menutup lemari, termasuk laci-lacinya. Setelah beberapa saat, si nenek akhirnya tidak tahan lagi dengan kelakuan suaminya itu. “Kamu itu mau cari apa?” Bentak si nenek.


“Puji Tuhan, aku telah menemukannya,” sahut si kakek sambil tersenyum kecil, “aku mencari suaramu!”

[A. de Mello, Doa Sang Katak 1, hal. 57]

Saya punya pengalaman sejenis, dan itu mungkin bisa menjadi salah satu trik untuk “menaklukkan” kemarahan pasangan kita.

Dulu ketika masih pacaran, saya pernah terlambat menjemput kekasih hati saya itu. Dalam perjalanan menuju rumahnya, kami berkirim sms. Isinya tentu bukan kata-kata romantis, tapi kalimat-kalimat bernada marah.

Salah satu smsnya kira-kira berbunyi, “Dasar tukang telat! Jelekk!!”

Sebagai laki-laki, tentu saja saya jadi emosional. Tapi puji Tuhan, ada “ide nakal” terbersit dalam pikiran saya, karena tahu bahwa pertengkaran itu takkan ada habisnya.

Saya lalu membalas smsnya itu dengan dua kata saja, “Dasar cantik!”

Tak ada balasan lagi.

Sesampainya di rumah pacar saya (waktu itu), ternyata sms saya terbukti ampuh. Meski masih menggerutu, paling tidak marahnya tak meledak-ledak seperti sebelumnya, hehehe….

Pengalaman itu juga salah satu bukti, bahwa kasih bisa mengalahkan kebencian, bahwa pujian bisa meredakan amarah, bahwa kalimat positif bisa mengalahkan kalimat negatif.

Selamat mengucapkan (dan mengetik) kalimat-kalimat yang positif dan membangun, kawan!

 Philip ayus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar